The New Hope or Just Only Hope?    

Pada 9 January 2015 11:00 WIB

Secercah harapan kembali bangkit bagi pecinta sepakbola Indonesia untuk melihat sepakbola Indonesia yang bersih, menjunjung tinggi fairplay dan sportivitas serta berprestasi dengan dibentuknya Tim Sembilan oleh Menpora Imam Nahrawi.

Dibentuk dengan berbagai latar belakang keahlian dan prinsip keilmuan membuat tim ini lengkap menyentuh semua aspek permasalahan sepakbola negeri ini karena sejatinya permasalahan sepakbola negeri ini memang sungguh sangat kompleks adanya.   Dalam sepakbola Indonesia, rusuh dan kisruh lebih sering menjadi headline daripada berita tentang prestasi. Minimnya prestasi, indikasi suap dan pengaturan skor, politisasi, mafia bola, mandeknya pembinaan usia dini dan kompetisi domestik yang amburadul adalah PR besar yang harus diselesaikan Tim Sembilan ini. Bukan tugas yang mudah memang, namun pasti bisa untuk dilakukan.  

Reaksi pihak intern PSSI dan bahkan Forum Asprov yang sangat resisten terhadap pembentukan Tim Sembilan justru menimbulkan tanda tanya. Secara simple jika dianalogikan PSSI saat ini seperti anak kecil yang sedang sakit dan Tim Sembilan sebagai dokternya, seperti anak kecil ketika mau dibawa ke dokter tentu mereka ketakutan sendiri, parno dan menganggap diri mereka sehat bahkan mengatakan kalo dokternya jahat agar tidak dibawa ke dokter. Sungguh tontonan yang sangat kekanak-kanakan karena seharusnya PSSI sadar bahwa tujuan Tim Sembilan adalah untuk memperbaiki dan menyehatkan PSSI. Seyogyanya PSSI justru kooperatif dan berterima kasih kepada Tim Sembilan ini, kecuali memang ada bagian dari PSSI yang tidak mau “diotak-atik”.   Tim Sembilan pun harus bisa menunjukkan kerja nyata, konkret, terstruktur dan terukur dalam membenahi persebakbolaan Indonesia.

Harapan besar dari supporter tentu harus mereka bayar dengan hasil yang sepadan. Banyak langkah simple yang mungkin bisa dilakukan Tim Sembilan ini. Sebagai contoh adalah membuat kotak pengaduan dan perlindungan kepada para whistle blower baik para pemain, wasit maupun pengurus PSSI sendiri. Melihat latar belakang anggota Tim Sembilan tentu mereka mampu dan mempunyai kapasitas untuk memberikan jaminan dan perlindungan bagi para whistle blower ini.   Tim Sembilan ini mungkin bisa juga melakukan studi kasus atau bertukar pikiran dengan Declan Hill penulis buku berjudul “The Fix: Organized Crime and Soccer”. Toh Declan Hill ini dalam membahas mengenai pengaturan skor di dalam bukunya tersebut salah satu sumbernya adalah Mr. Chin (nama samaran) yang berasal dari Asia dan Declan Hill menduga si Mr. Chin ini berbahasa Indonesia bercampur dengan Bahasa Inggris. Tentu hal-hal tersebut membuat kemungkinan permasalahan mafia bola di Indonesia tipikal dengan apa yang diteliti dan dipecahkan oleh Declan Hill tersebut.   Tidak ada hal yang tidak mungkin di dunia ini. Sepelik apapun serumit apapun permasalahan sepakbola Indonesia tentu masih ada harapan untuk dibenahi. Tim Sembilan hanya perantara proses pembenahan tersebut. Hanya dukungan dan harapan yang selalu bisa kita berikan kepada mereka. Semoga tujuan kita selalu sama, sepakbola Indonesia bebas mafia dan berprestasi mendunia, amin.

(Pungki Liga untuk fdsinews)

Komentar Pengunjung

Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com