#SOS: “Agar Berprestasi, Jangan Jadikan Klub Tempat Korupsi dan Pencucian Uang: KPK Harus Masuk!”
Peraturan Menteri Dalam Negeri (Permendagri) Nomor 22 Tahun 2011 jelas melarang dana APBD untuk mendanai klub sepak bola Profesional.
Jakarta – 24 September 2017 – Operasi Tangkap Tangan (OTT) pejabat negara oleh Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) bukan hal baru. Tapi, yang menarik perhatian Save Our Soccer #SOS adalah ketika Walikota Cilegon, Tubagus Iman Ariyadi, diciduk Komisi Anti Rasuah, Sabtu, 23 September 2017. Maklum, Iman Ariyadi merupakan Ketua Umum Cilegon United, kontestan Liga 2 Kompetisi Sepak Bola Indonesia yang saat ini sedang beraksi di Babak 16 Besar. Iman ditangkap bersama 10 orang lainnya. Empat di antaranya pengurus Cilegon United, yakni Yudhi Apriyanto (Chief Executive Officer Cilegon United) dan bendahara Wahyu Ida Utama. Termasuk mengamankan R yang merupakan staf Yudhi dan AS, staf Wahyu. KPK mengamankan uang sejumlah Rp 1,152 miliar sebagai barang bukti.
Yudhi ditangkap di Bank BJB sore hari sesaat setelah menarik uang Rp 800 juta. Selanjutnya, KPK meluncur ke kantor Cilegon United, dan mendapati uang Rp 352 juta. Uang itu ditransfer dari PT Krakatau Industrial Estate Cilegon (PT KIEC) yang merupakan bagian dari pemulusan izin Analisa Dampak Lingkungan (Amdal). Ada juga dana dari PT Brantas Abipraya (PT BA), berupa Coorporate Social Responsibility (CSR). Dana tersebut ditransfer dua kali ke rekening Cilegon United Football Club (CUFC). Pertama, Rp 700 juta dikirimkan PT KIEC pada 19 September 2017. Kedua dikirim oleh PT BA Rp 800 juta pada 22 September 2017. KPK menyebut ini sebagai modus baru korupsi dengan menggunakan melibatkan klub sepak bola.
Sejatinya, menurut Save Our Soccer #SOS ini bukan modus baru. Tapi, modus lama yang dimodifikasi. Sebelum APBD dilarang digunakan untuk klub sepak bola profesional melalui Permendagri No. 22/2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2012, banyak pejabat daerah yang menggunakan klub sepak bola untuk tujuan korupsi dan politik. “Dari kasus Tubagus Iman Ariyadi, KPK harus segera masuk ke klub-klub sepak bola profesional yang berkompetisi di Liga 1 dan Liga 2. Banyak pejabat publik yang terlibat sebagai pengelola,” kata Akmal Marhali, Koordinator Save Our Soccer (SOS). “Ada potensi korupsi, pencucian uang, atau menggunakan sepak bola sebagai kendaraan politik pejabat publik. Ini harus mendapatkan perhatian serius KPK dan juga Pemerintah,” Akmal menegaskan.
Berdasarkan hasil penelitian Lembaga Penelitian dan Pengembangan (Litbang) #SOS, setidaknya ada hampir 50 klub profesional (lihat data lampiran SOS: Daftar Pejabat Negara Pengelola Klub Profesional Sepak Bola Indonesia) yang dikelola oleh pejabat negara. Mulai dari Kepala Daerah, Anggota DPR/DPRD, tentara, polisi, dan pejabat BPK. Padahal, sesuai aturan Perseroan Terbatas (Entity Commercial) dilarang melibatkan pejabat negara. “Dulu sebelum ada Permendagri No 22/2011, klub jadi sarana pejabata daerah menggerogoti dana APBD untuk kepentingan pencitraan dan politik. Kini, modusnya bisa melalui CSR, tekanan politik, atau pencucian uang karena celah menggunakan APBD sudah ditutup,” Akmal mengungkapkan.
Permendagri No. 22/2011 tentang Pedoman Penyusunan Anggaran dan Pendapatan Belanja Daerah Tahun 2012 dalam lampiran Bab V No. 23 menyebutkan telah menyebutkan bahwa: “Pendanaan untuk organisasi cabang olahraga profesional tidak dianggarkan dalam APBD karena menjadi tanggungjawab induk organisasi cabang olahraga dan/atau organisasi olahraga profesional yang bersangkutan. Hal ini sejalan dengan amanat Pasal 29 (2) Undang-Undang No.3 Tahun 2005 tentang Sistem Keolahragaan Nasional, bahwa pembinaan dan pengembangan olahraga profesional dilakukan oleh induk organisasi cabang olahraga dan/atau organisasi olahraga profesional. Selanjutnya dalam Pasal 1 angka 15 Undang-Undang No. 3 Tahun 2005, didefiniskan bahwa cabang olahraga profesional adalah olahraga yang dilakukan dalam bentuk uang atau bentuk lain yang didasarkan atas kemahiran olahraga.” Permendagri Nomor 37 Nomor 2012 ikut menguatkan tentang pedoman penyusunan APBD 2013, secara tegas menyebut larangan APBD untuk olah raga profesional.
Dalam tiga bulan terakhir, setidaknya ada sejumlah pejabat daerah yang ditangkap KPK punya keterikatan dengan klub sepak bola. Sebut misalnya, Eddy Rumpoko, Walikota Batu yang merupakan Pembina Persikoba. Achmad Syafi’i Yasiin, Bupati Pamekasan yang juga Ketua Umum Persepam Madura United. Gubernur Bengkulu Ridwan Mukti yang punya keterikatan dengan PS Bengkulu. Sebelumnya juga terindikasi korupsi seperti Fuad Amin (Bupati Bangkalan/Perseba Super Bangkalan), Bambang Irianto (Walikota Madiun/Madiun Putra), Thomas Ondy (Bupati Biak Numfor/PSBS Biak), bahkan Herry Noegroho, mantan Bupati Blitar menjadi tersangka kasus penyelewengan dana Konida.
“PSSI sebagai organisasi sepak bola Indonesia juga harus memberikan contoh. Transparansi keuangan baik PSSI maupun klub profesional. Juga harus pisahkan antara jabatan negara dan jabatan di klub sepak bola. Ini untuk menjaga marwah sepak bola Indonesia agar #bersih #profesional dan #bermartabat,” kata Apung Widadi, Pendiri sekaligus Presiden Save Our Soccer #SOS. “Semua kegiatan sepak bola profesional baik kompetisi maupun turnamen yang terindikasi menggunakan uang negara harus diaudit secara tuntas. KPK harus masuk segera karena sepak bola profesional rawan korupsi dan dalam kondisi siaga 1”.
“Kalau mau sepak bola berprestasi, syarat nonteknisnya adalah bersihkan korupsi dan pisahkan pengelolaan klub dari segala macam pejabat negara sehingga tidak menimbulkan konflik kepentingan,” Apung menegaskan. ***
Daftar Pejabat Negara
Pengelola Klub Profesional Sepak Bola Indonesia
Sumber: Litbang #SOS (Save Our Soccer)
No |
Nama |
Klub |
Jabatan Klub |
Jabatan Pemerintahan |
1 |
Irjen Pol Royke Lumowa |
Bhayangkara |
CEO |
Kakorlantas Mabes Polri |
2 |
Benhur Tommy Mano |
Persipura |
Ketua Umum |
Walikota Jayapura |
3 |
Ahsanul Qosasi |
Madura United |
Presiden Klub |
Anggota BPK |
4 |
Hasnuryadi Sulaiman |
Barito Putra |
Pemilik/Manajer |
Anggota DPR RI |
5 |
Dodi Reza Alex Nurdin |
Sriwijaya FC |
Presiden Klub |
Bupati Musi Banyuasin |
6 |
H. Fadeli |
Persela |
Ketua Umum |
Bupati Lamongan |
7 |
Letjen Edy Rahmayadi |
PS TNI |
Presiden Klub |
Pangkostrad |
8 |
Aminullah Usman |
Persiraja |
Ketua Umum |
Walikota Banda Aceh |
9 |
Marzuki Hamid |
PSBL Langsa |
Ketua Umum |
Wakil Walikota Langsa |
10 |
Nurdin Basirun |
757 Kepri |
Ketua Umum |
Gubernur Kep Riau |
11 |
H. Mukhtar T |
Persih |
Ketua Umum Baru |
Kadis Perkebunan PemKab Inhil |
12 |
Indra Muchlis Adnan |
Persih |
Ketua Umum Lama |
Ex Bupati Inhil (2008-2014) |
13 |
Ahmad Zaki Iskandar |
Persita |
Ketua Umum |
Bupati Tangerang |
14 |
Tubagus Iman Ariyadi |
Cilegon United |
Ketua Umum |
Walikota Cilegon |
15 |
Ratu Tatu Chasanah |
Perserang |
Ketua Umum |
Bupati Serang |
16 |
Ahmad Zamakhsary |
Persika Karawang |
Ketua Umum |
Wakil Bupati Karawang |
17 |
Helmi Hasan |
PS Bengkulu |
Pembina |
Walikota Bengkulu |
18 |
Tengku Zulkarnain |
PS Bengkulu |
Ketua Umum |
Wakil Ketua DPRD |
19 |
Mahfud Santoso |
Lampung Sakti |
Ketua Umum |
Ketua Dewan Pendidikan Lampung |
20 |
Farid Ma’ruf |
PSCS Cilacap |
Ketua Umum |
Sekda Kab. Cilacap |
21 |
H Herdiat |
PSCS Ciamis |
Manajer |
Sekda Kab. Ciamis |
22 |
Supangkat |
Persibas |
Ketua Umum |
Wakil Ketua DPRD |
23 |
M. Bashir Ahmad |
Persip |
Ketua Umum |
Walikota Pekalongan |
24 |
Danang Aji Saputra |
Persibat |
Ketua Umum |
DPRD Kab Batang |
25 |
H Tasdi |
Persibangga |
Ketua Umum |
Bupati Purbalingga |
26 |
Yoyok Sukawi |
PSIS |
Ketua Umum |
DPRD Jateng |
27 |
FX Hadi Rudyatmo |
Persis |
Ketua Umum |
Walikota Solo |
28 |
Abdul Hafidz |
PSIR |
Ketua Umum |
Bupati Rembang |
29 |
Idham Samawi |
Persiba Bantul |
Ketua Umum |
Mantan Bupati Bantul dan Anggota DPR |
30 |
Fahmi Fikroni |
Persatu |
Manajer |
DPRD Tuban |
31 |
Dwi Rianto Djatmiko |
Persinga |
Ketua Umum |
Ketua DPRD |
32 |
H Bambang Irianto |
Madiun Putra |
Ketua Umum |
Walikota Madiun |
33 |
Ahmad Syafii Yasin |
Persepam |
Ketua Umum |
Bupati Pamekasan |
34 |
Herry Noegroho |
PSBI Blitar |
Ketua Umum |
Bupati Blitar |
35 |
Mustafa Kemal Pasha |
PS Mojokerto |
Ketua Umum |
Bupati Mojokerto |
36 |
Samsul Ashar |
Persik Kediri |
Ketua Umum |
Walikota Kediri |
37 |
A Busyro Karim |
Perssu |
Ketua Umum |
Bupati Sumenep |
38 |
M. Said Abdullah |
Madura FC |
Presiden Klub |
Anggota DPR |
39 |
H. Ngateman |
Semeru FC |
Ketua Umum |
Anggota Polri |
40 |
Rendra Kresna |
Persekam |
Ketua Umum |
Bupati Malang |
41 |
Zulkifli Muhadli |
PS Sumbawa Barat |
Ketua Umum |
Bupati Sumbawa Barat |
42 |
Matias Mairuma |
Perseka Kaimana |
Ketua Umum |
Bupati Kaimana |
43 |
M Uswanas |
Persifak |
Ketua Umum |
Bupati Fak Fak |
44 |
Ones Pahabol |
Yahukimo FC |
Ketua Umum |
Bupati Yahukimo |
45 |
John Banua |
Persiwa |
Ketua Umum |
Wakil Bupati Jayawijaya |
46 |
Thomas Ondy |
PSBS Biak |
Ketua Umum |
Bupati Biak Numfor |
47 |
Constan Oktemka |
Persigubin |
Ketua Umum |
Bupati Gunung Bintang |
48 |
H. Abdullah Batalipu |
Persibul Buol |
Ketua Umum |
Bupati Buol |