Review Indonesia U-19 vs Lebanon U-19: Tes Mental Dan Kreativitas Skuad Garuda Jaya
Oleh: Isant Satria*
Ujicoba Timnas U19 Indonesia melawan Timnas U-19 Lebanon , diatas kertas menjanjikan adu sengit dua kesebelasan, dilihat dari peringkat kedua negara di tingkat senior, tim peringkat 152 vs peringkat 114. Formasi 4-3-3 yang agresif melawan 4-2-3-1 yang efektif. Formasi yang digunakan Lebanon merupakan formasi yang lazim digunakan Jerman , Belanda termasuk Brazil juga. Formasi ini mengandalkan satu penyerang di depan sebagai target man.
Di kubu Indonesia formasi starting eleven menurunkan semua pemain inti minus Ravi di bawah mistar. Mengandalkan dua winger sprinter Ilham dan Maldini untuk menyuplai muchlis di depan, Evan dan Paolo memberikan alur bola dari lini tengah, di tunjang Hargianto yang punya “canon ball” untuk menyerang di belakang kotak 16. Kuartet bek kita, tampil “menara” Hansamu di dampingi Sahrul plus duo Putu dan Faturohman yang rajin overlaping membantu serangan.
Di dua menit awal pertandingam berjalan, Ilham sudah memberikan sengatan di sayap kanan Lebanon, sayangnya Lebanon mampu meredam pergerakan Ilham. Lebanon sendiri dengan keunggulan postur belum berani mengambil inisiatif serangan. Tim Lebanon cenderung menunggu serangan untuk melakukan counter, dengan memanfaatkan keterlambatan transisi dari formasi agresif timnas Indonesia. Di lini tengah Paolo Sitanggang menjadi destroyer untuk membuka jalan bagi Muchlis di depan. beberapa kali umpan direct lambung di menangkan Timnas U19 lewat kaki Ilham, tetapi rapatnya pertahanan lawan yang menumpuk banyak pemain menjadikan timnas U19 kesulitan membuka ruang tembak.
Pertengahan babak pertama berjalan tetap dibawah kendali timnas U-19. Sebuah umpan bagus dari Ilham di “plessing” Muchlis sayangnya masih membentur tiang gawang. Kecepatan winger kita sedikit tereduksi dengan postur para pemain Lebanon yang tinggi besar. Maldini nampak kurang leluasa meliuk-liuk di sisi kiri pertahanan Lebanon. Lebanon sendiri juga kesulitan memenangkan duel di tengah, karena kuatnya pressing Paolo mengawal areanya di topang kecerdikan evan membuat lini tengah menjadi aman.
Hingga akhir babak I kedudukan tetap sama kuat 0-0. Secara umum, ball possession menjadi milik timnas U-19. Meski begitu Lebanon beberapa kali memberikan counter yang berbahaya ke pertahanan kita. Untung saja, penyelesaian akhir mereka tidak begitu bagus. Kredit poin untuk kuartet pertahanan yang tampil kokoh plus keberanian Fatur dan Putu men”servis” barisan penyerang kita lewat manuver over lap-nya. Apresiasi juga patut kita berikan pada Awan Seto di bawah mistar, yang permainannya mengalami progres yang bagus.
Babak kedua berjalan minus Sahrul yang cedera, digantikan Mahdi Fahri. Putu di tarik ke tengah mendampingi Hansamu. Tusukan Maldini di sisi kiri Lebanon belum mampu memberikan peluang kepada Muchlis yang rajin mencari celah membuka ruang tembak. Pergerakan Faturahman melakukan overlaping belum memberi ruang cukup untuk dimanfaatkan Ilham dan Muchlis.
Pertengahan babak kedua berjalan, Lebanon tetap bermain menunggu. Sepertinya ketiadaan peran sentral playmakernya membuat permainan Lebanon sedikit membosankan. Lebanon sendiri juga tidak mempunyai winger pelari yang menonjol, sehingga tekanannya cenderung bermuara ke tengah.
Beberapa peluang Timnas U-19 Indonesia termentahkan oleh para pemain Lebanon. Peluang cantik dari Paolo juga masih membentur gawang. Masuknya Septian memberikan beberapa peluang yang bagus, akan tetapi belum mampu mengubah keadaan. Mendekati akhir pertandingan pemain Lebanon mulai sedikit mengambil peluang penyerangan. Tetapi fisik yang mulai terkuras menjadikan serangan pemain Lebanon belum mampu mengubah skor.
Hingga pertandingan babak kedua selesai, skor akhir sama kuat 0-0.
Di pertandingan ini banyak progres dari sisi penyerangan timnas, dari set piece freekick Evan Dimas hingga beberapa peluang yang tercipta dari ruang tengah dengan karakter paolo yang ngotot. Pergerakan winger kita juga berkembang dan lebih berani dalam melakukan wall pass di area 16 dalam membuka ruang tembak .
Permainan Lebanon yang cenderung pasif mempengaruhi determinasi permainan Timnas U19 Indonesia. Disinilah mental juara Timnas Indonesia di uji. Keberanian berduel dengan lawan yang tinggi besar dan beradu sprint dengan pemain belakang lawan yang punya kelebihan kaki yang panjang dalam menutup pergerakan penyerangan. Maka “nothing to lose” pemain timnas harus terus menyala. Kemampuan menjaga ritme , ketenangan dan kreatifitas Timnas U19 harus benar-benar di explore. Penulis mencatat babak pertama hampir tidak ada tendangan diluar kotak 16, sedang di babak kedua ada satu tendangan yang berasal dari luar kotak 16. Keatifitas timnas kita sudah semakin terlihat, semoga kedepan bisa lebih tenang dan fokus dalam transisi menyerang dan bertahan, karena ini salah satu resiko skema 4-3-3. Berani agresif menyerang sekaligus bertahan.
*Penulis di kompasiana. Artikel ini juga dimuat di kompasiana dengan judul yang sama