Garuda Jaya Pulang Lebih Dini, PSSI Yang Dicaci Maki

Pada 12 October 2014 16:43 WIB

FDSInews – Mimpi dan harapan untuk bisa melihat skuad Garuda Jaya terbang ke Piala Dunia U-20 sirna usai anak asuh Indra Sjafrie tersebut menelan kekalahan kedua dalam lanjutan putaran final AFC Cup U-19. Bertanding melawan Australia, Evan Dimas dkk harus mengakui keunggulan Kangguru Muda dengan skor tipis 0-1.

Kekalahan yang terasa menyakitkan, khususnya bagi suporter dan pendukung timnas U-19 di tanah air maupun yang sengaja datang ke Myanmar. Karena bagi suporter timnas, Garuda Jaya adalah satu-satunya harapan sepakbola Indonesia bisa menuai prestasi dan mengharumkan nama bangsa. Sebuah harapan yang disemai cukup panjang usai Evan Dimas dkk merengkuh mahkota juara AFF U-19 dan lolos ke putaran final AFC Cup.

Jika biasanya sebuah kekalahan tim disikapi suporter dengan menyalahkan strategi pelatih, atau permainan para pemain di lapangan, kali ini situasi berbalik. Hampir semua suporter merangkum kekesalan dan kekecewaan mereka dengan mencaci maki PSSI, khususnya Badan Tim Nasional.

Penyebabnya tak lain dan tak bukan adalah “komersialisasi” timnas U-19 usai menjuarai AFF U-19 dua tahun lalu dan lolos ke putaran final AFC Cup tahun ini. Waktu yang panjang, yang seharusnya bisa dipakai untuk mempersiapkan tim secara optimal malah dipakai PSSI dan BTN untuk menggelar sebuah tur yang sangat melelahkan.

Tur Nusantara, mulai dari jilid 1 hingga jilid 3 digelar secara beruntun. Memang, ada satu sisi positif dari pelaksanaan tur tersebut, yakni membiasakan pemain untuk tetap siap bertanding melawan siapa saja. Tapi, dengan waktu yang terus menerus, dengan kualitas lawan dibawah timnas, ditambah siaran langsung dari setiap pertandingan, membuat strategi timnas U-19 menjadi mudah dibaca dan dianalisa.

Ketika Indra Sjafrie mentolerir jadwal tur nusantara, dengan alasan bahwa puncak penampilan Evan Dimas dkk sebenarnya ada di piala Asia nanti, suporter pun masih memaklumi. Dan harapan tinggi itu  masih tetap terjunjung. Tapi takdir berkata lain. Meski sudah menampilkan usaha yang maksimal, Garuda Jaya harus terhempas kembali, dan pulang lebih dini.

Bukan salah pelatih, bukan salah pemain. Itulah komentar dari para suporter. Terlebih ketika menyaksikan momen dimana Evan Dimas dkk menangis usai dikalahkan Australia. Keserakahan PSSI dan BTN lah yang menyebabkan mimpi Evan Dimas dkk harus pupus. Demi menambah pundi-pundi penghasilan, yang ironisnya suporter sendiri pun tak tahu dikemanakan, PSSI dengan tega “membunuh” mimpi tunas-tunas muda sepakbola Indonesia.

Komentar Pengunjung

Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com