Timnas U-19 Kian Batasi Pemain-Fans?

Pada 20 May 2014 16:54 WIB
10374420_279328998907141_40425660_n

ckr@fdsinews

Yogyakarta, FDSInews – Pasca hasil buruk Timnas Indonesia U-19 di 2 laga uji coba kontra Timnas Myanmar U-19 beberapa pekan lalu, muncul perubahan atmosfer di kamp latihan skuat Garuda Jaya di kompleks Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Sejak pertama kali menginjakkan kaki kembali di DIY, Selasa (13/5) lalu, perubahan begitu terasa di kubu rombongan Garuda Jaya. Perubahan itu terletak pada proteksi yang kian ketat dilakukan ofisial tim terhadap pemain dari gangguan fans dan media massa.

Terbukti, ketika rombongan hendak berkemas masuk hotel, seorang fans yang berupaya foto bersama Evan Dimas, harus gigit jari setelah suara lantang salah satu ofisial memerintahkan kapten tim Garuda Jaya itu untuk segera masuk ke dalam hotel. Tak hanya itu, perubahan drastis juga terlihat dari sikap pemain dan pelatih kepala Garuda Jaya kepada fans yang biasa mengerubuti mereka usai latihan. Jika sebelumnya, pelatih kepala dan semua pemain terlihat begitu luwes dalam mengamini ajakan foto bersama dan permintaan tanda tangan, kali ini sangat jauh berbeda. Dengan wajah tegang, para pemain seperti hanya setengah hati melayani para fansnya usai latihan rutin.

Tak hanya para fans, awak media yang melakukan peliputan pun menjadi rikuh saat bercengkerama dengan para pemain. Pasalnya, mendadak sikap para pemain bisa berubah dingin dan tegang jika ada ofisial tim yang memergoki mereka tengah bercengkerama dengan awak media. Sebenarnya, proteksi macam itu sudah terasa sejak pemusatan latihan sebelumnya. Seperti misalnya ketika salah satu awak media yang tengah mewawancarai Evan Dimas mendadak dikejutkan dengan bentakan salah satu ofisial terhadap gelandang asal Surabaya itu. “Sudah segera kembali ke hotel. Ngapain kamu di situ. Sudah, tidak usah diladenin [wawancaranya],” bentaknya kepada Evan saat itu.

Tak hanya itu, beberapa pemain yang hendak menjadi objek berita profil pun harus rikuh dalam melayani permintaan awak media tersebut. Pasalnya, untuk menjadi objek berita profil, pemain harus mendapatkan ijin terlebih dahulu dari pelatih kepalanya. Proteksi yang dinilai berlebihan ini dibenarkan oleh pihak Badan Tim Nasional [BTN]. Menurut penuturan Sekretaris BTN Sefdin Syaifudin, kebijakan selama pemusatan latihan memang sepenuhnya ada di tangan pelatih kepala. Oleh karena itu, ia memang memaklumi jika pemain harus meminta ijin terlebih dahulu pada pelatih kepala. “Ibaratnya, pelatih kepala itu kan orang tua mereka [pemain] selama berada di kamp pemusatan latihan,” ucapnya.

Begitu pula dengan Pelatih Kepala Indra Sjafri. Ketika dikonfirmasi wartawan, dirinya membantah jika menerapkan proteksi ketat terhadap fans dan media massa. Diakuinya, pihaknya hanya tidak ingin konsentrasi timnya terganggu oleh awak media dan ulah fans. “Saya hanya ingin pemain fokus terhadap latihan. Itu saja. Apalagi ini waktunya kian dekat ke ajang Piala Asia U-19 kan,” ucapnya. Sebelumnya, Wakil Ketua PSSI La Nyalla Mattaliti mengharapkan kepada publik untuk tidak terlalu berlebihan dalam memberikan pujian kepada skuat Garuda Jaya. Ia khawatir jika reaksi berlebihan dari publik itu justru hanya akan menjadi bumerang bagi Evan Dimas dkk. “Jadi saya rasa biarkan mereka [pemain Timnas Indonesia U-19] fokus pada latihannya saja,” tegasnya.

 

[CKR]

Komentar Pengunjung

Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com