Rela Jadi Foto Model dan Main Antar Kampung Karena Tidak di Gaji Oleh Klub

Pada 24 May 2014 14:24 WIB

Jakarta, FDSINews – Persoalan tunggakan gaji kembali terjadi. Para pemain yang gajinya tertunggak pun melakukan berbagai cara untuk menghidupi dirinya, ada yang menjadi pengemis ada juga yang menjadi foto model, sungguh ironis nasib mereka.

Pemain asing PSLS Lhokseumawe yang berasal dari Rusia Sergei Litvinov untuk mencari penghasilan, karena belum menerima gaji. Sergei rela menjadi foto model dan main sepakbola tarkam untuk makan sehari-sehari.

Janji dan janji yang selalu diterima oleh Sergei Litvinov ketika meminta hak kepada klubnya, karena ketidak adaan biaya Sergei pun terpaksa numpang tinggal di rumah temannya di Solo.  Sergei sadar bahwa dia tidak selamanya harus merepotkan temennya tersebut, meski sakit-sakitan sergei tetap berusaha untuk mencari uang.

Sergei Litvinov, foto: istimewa: flickr

Sergei Litvinov, foto: istimewa: flickr

Sergei mengaku bahwa dia ditunggak gajinya selama 6 bulan sejak Juli 2013 oleh PSLS Lhokseumawe  yang sekarang  di Divisi 1 PT Liga Indonesia . Sergei menilai akan melakukan pekerjaan apapun untuk mendapatkan uang. Dia mengatakan pernah jadi foto model mulai dari produk baju hingga cuma sekedar foto.

“Saya sempat jadi foto model beberapa waktu lalu. Saya terpaksa menerima pekerjaan itu karena saya tidak punya uang. Yang penting pekerjaan itu benar,” tutur Sergei ketika berbincang-bincang dengan detiksport, Sabtu (24/5)

Meskipun dia bisa mendapatkan uang sebesar 500 ribu samapi 1 juta dari pemotretan tersebut itu dirasakan tidaklah cukup untuk kebutuhan sehari-hari.

“Tapi uang itu cepat habis. Karena saya juga harus membayar utang kepada teman. Uang itu juga habis untuk makan dan membeli keperluan setiap hari,”  ujarnya. “Mau bagaimana lagi. Mau kirim uang berapa saya juga bingung, karena pasti tidak cukup. Saya sangat sedih tidak bisa menafkahi istri dan anak saya. Istri sering marah-marah karena tidak punya uang. Saya paham tapi dia juga coba sabar.” sambung Sergei.

Tidak hanya jadi model, Sergei pun pernah bermain bola sepakbola antar kampung untuk menyambung hidup.

“Pernah saya main bola dari kampung ke kampung karena terpaksa. Lumayan dapat uang,” kata Sergei.

Sergeipun berharap, persoalan tunggakan gaji dia bisa cepat diselesaikan. Sergeipun berharap agar bisa pulang ke kampung halamnya, tinggal bersama keluarga kembali.

“Beberapa hari lalu, dari PSSI menghubungi saya katanya sedang diproses. Semoga saja itu bener. Saya juga telah terima surat kuasa dari APPI (Asosiasi Pesepakbola Profesional Indonesia) mereka janji mau membantu.”

“Saya rindu anak dan istri saya. Saya ingin cepat pulang. Saya tidak mau lagi main di Indonesia. Karena saya tidak mau mati di sini karena gaji tidak dibayar. Semoga masalah saya cepat selesai, biar saya bisa kembali ke rumah,”

“Aku tidak mau mati di Indonesia seperti Diego Mendieta atau Solomon Begondo yang mati di Indonesia karena sakit berat dan tidak punya uang untuk biaya berobat,” tutup Sergei

Persoalan tunggakan gaji pun terus bermunculan. Siapa yang patut disalahkan? Para pemain terbuai dengan janji-janji klub, sedangkan klub itu sendiri terbuai dengan angin – angin sejuk janji palsu PT Liga yang dikelola oleh Djoko Driyono.

Persolan tunggakan gaji ini ada tidak terlepas dari ketidak tegasan PSSI dalam proses verifikasi klub. PSSI harusnya memverifikasi klub sesuai dengan 5 aspek dari AFC yaitu aspek legal, finansial, infrastruktur, personel, dan sporting. PSSI tidak sehrusnya mengedepankan sikap toleransi kepada klub yang bermasalah yang tidak memenuhi ke lima aspek tersebut yang berimbas pada pemain dan klub itu sendiri.

Ada celotehan ” Gaji ditunggak, Mafia pun bertindak, Match Fixingpun merebak”. Janji Joni, Janji yang memberikan harapan yang nyata untuk yang dijanjikan , sedangkan Janji Jokdri, janji manis hanya pemberi harapan palsu. Sungguh ironis, sampai kapan ini akan terus terjadi?

(FR)

Komentar Pengunjung

Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com