PT Liga dan Klub ISL sudah tahap frustasi untuk memenuhi syarat BOPI.
Jakarta, fdsinews.com – Badan Olahraga Profesional Indonesia (BOPI), pada Senin 16 Maret 2015, merilis bahwa dari 18 Klub peserta ISL 2015, hanya tiga yang lolos (Persipura, Sriwijaya FC, dan Persib Bandung) dengan Kategori A. 7 Klub kategori B (Persija, Persela, Persiba, Mitra Kukar, Barito Putra, Semen Padang, Perseru). dan 8 Klub kategori C (Pelita Bandung Raya, Arema Cronus, Gresik United, Pusammania Borneo, Bali United, PSM Makasar, Persiram, dan Persebaya La Nyala).
Klub kategori A telah menyerahkan 75 persen dokumen. Kategori B 50 s/d 75 persen dokumen. Dan C di bawah 50 persen dokumen. Menurut BOPI, dengan hasil verifikasi itu, belum ada klub yang lolos kategori A seutuhnya. Tiga klub lolos kategori A—Sriwijaya FC, Persipura, Persib Bandung- lolos A minus, karena belum melengkapi dokumen kegiatan sosial dan beberapa dokumen lainnya. Sementara 15 Klub lainnya (diluar kategori A) harus sudah memenuhi seluruh kelengkapan persyaratan, hingga batas waktu Jumat 20 Maret 2015. Jika sampai batas waktu tak juga lengkap, maka dipastikan ISL 2015 tidak akan kick off alias game is over.
Bagaimana reaksi PT Liga dan klub-klub peserta ISL 2015 atas putusan BOPI tersebut? Beragam reaksi yang muncul dari PT Liga dan klub-klub ISL. Bahkan terlihat saling tuding.Misalnya, ada klub yang heran dimasukkan dalam kategori C padahal mereka sudah memberikan seluruh kelengkapan kepada PT Liga lalu kenapa tak lolos ? Ada klub yang frustasi lalu meminta PT Liga melakukan kick off tanpa hasus mendapat rekomendasi BOPI. Ada klub yang pasrah dengan situasi itu, karena tak bisa berbuat lebih baik. Sementara suara frustasi dari PT Liga terdengar lantang, menyatakan akan melakukan kick off ISL 2015 tanpa rekomendasi BOPI.
Mencermati reaksi PT Liga dan Klub-klub ISL tersebut, menguat kesan bahwa mereka memang tidak mampu lagi untuk memenuhi persyaratan sebagai klub professional sesuai aturan FIFA, AFC dan PSSI. Terkesan PT Liga dan klub-klub ISL sudah mencapai tahap frustasi karena tidak lagi mampu untuk memenuhi kewajibannya untuk menjadi klub professional. Sikap frustasi yang muncul adalah memaksakan dan memprovokasi PT Liga selaku operator agar melaksanakan kick off dengan meremehkan BOPI. Artiny, kick off dilakukan tanp rekomendasi BOPI. Jika sikap ini yang ditempuh sungguh sangat disayangkan. Seharusnya sikap yang ditempuh adalah mengakui kekurangannya, agar bisa dicarikan jalan keluar yang professional. Maukah PT Liga dan klub-klub ISL ?
-WW-