PSSI Menjerumuskan KONI Untuk Mendapatkan Rekomendasi
Jakarta, fdsinews.com – Kontroversi surat KONI berakhir anti klimaks. Menpora secara resmi menuntut KONI untuk membuat surat permohonan maaf kepada publik sepakbola. Permohonan maaf itu untuk menghilangkan dampak kesilapan KONI. Menpora meminta agar surat permohonan maaf itu disampaikan hari ini (Selasa 24 Maret) ke Kemenpora. Jika tak menyampaikan permohonan maafnya, maka Menpora akan menghukum KONI, karena tindakan KONI membuat surat itu jelas pelanggaran serius dan menimbulkan banyak masalah.
Dengan berakhir antiklimaks, maka upaya terakhir PT-LIGA mendapatkan Izin Keramaian dari Polri untuk pelaksanaan Kick Off ISL 2015 tamat sudah. Maka dapat dipastikan kompetisi ISL 2015 tidak akan bergulir alias game is over.
Seperti diketahui, ditengah frustasinya PT-LIGA untuk mendapatkan Rekomendasi BOPI sebagai dasar mendapatkan izin keramaian dari Polri, mendadak muncul Surat KONI yang diteken E.F.Hamidy, Sekjen KONI, tertanggal 19 Maret 2015. Isinya, bahwa KONI memberikan Rekomendasi Penyelenggaraan ISL 2015. Surat KONI ini menjawab Surat PSSI No 267/UDN/185/III-2015 tanggal 5 Maret 2015 perihal permohonan rekomendasi.
Surat KONI itu bocor ke publik, dan terjadi kehebohan. Surat KONI itu menjadi politis karena rekomendasi untuk olahraga professional hanya bisa dikeluarkan oleh BOPI. Sesuai UU dan Aturan, hanya BOPI satu-satunya lembaga yang berhak memberikan rekomendasi untuk olahraga professional. Dan BOPI saat ini sedang melakukan verifikasi terhadap 18 klub-klub peserta ISL 2015. Untuk pengamanan, BOPI dan Kemenpora melakukan pemblokiran terhadap surat KONI yang ditembuskan kepada Kapolri up Kabaintelkam Mabes Polri. Dan menuntut KONI untuk meminta maaf.
Lalu apa dasar KONI terjerumus kepada pelanggaran administrasi maka berani menerbitkan surat tersebut ? Adanya surat PSSI tertanggal 5 Maret 2015 yang ditujuhkan kepada KONI memohon rekomendasi, menjadi dasar terjerumusnya KONI melakukan hal-hal yang bersifat politis dan pelanggaran pidana administrasi. Tapi, tidaklah mungkin ujuk-ujuk PSSI berdiri sendiri membuat surat permohonan kepada KONI jika tidak ada lampu hijau dari KONI ?
PSSI pastilah tahu bahwa kewenangan untuk mendapatkan rekomendasi menggelar kompetisi ISL 2015 hanya ada di BOPI bukan di KONI. Lalu apa maksudnya PSSI memohon kepada KONI untuk mendapatkan rekomendasi ? Tampaknya, PSSI sudah mati langkah menghadapi BOPI, tak mampu memenuhi segala persyaratan professional. Lalu, langkah frustasi pun ditempuh PSSI sebagai upaya terakhir, yakni memohon rekomendasi kepada KONI, yang jelas-jelas melanggar hukum administrasi. Bagi PSSI tak penting upaya itu melanggar hukum atau tidak, yang penting mendapatkan rekomendasi.
-WW-