“La Decima” Dan Beras Malaikat
Oleh: Agus Santoso
Bandung, Minggu 25 Mei 2014 mungkin hari yang tidak akan pernah dilupakan fans Real Madrid diseluruh dunia dan salah satunya adalah saya.
Banyak noMad (nonton Madrid) diadakan dibanyak tempat di Indonesia dan mungkin banyak tempat lainnya didunia. Akan tetapi saya lebih memilih menyaksikan laga akbar ini dirumah. Tapi jangan salah biarpun menonton laga ini dirumah saya intens berkomunikasi dengan teman- teman Madridista zona FDSI untuk berbagi kabar, ketegangan dan situasi di tempat kami masing- masing lewat media sosial WA.
Cerita dimulai dari pukul 00.00 wib, mata saya ternyata sudah tidak bisa diajak kompromi buat tidak tidur menjelang laga final UCL 2013/14. saya setting alarm di hp saya tepat pukul 01.30 wib dan pukul 01.40 wib jaga jaga kalau alarm pertama saya tidak terbangun.
Laga akbar yang dihelat di estadio da Luz, Lisbon, Portugal ini berlangsung sangat ketat, setelah Diego Godin membuat gol untuk Atletico di menit ke-36, Real Madrid sepertinya sudah diambang kekalahan, gelar La Decima (yang kesepuluh) yang sudah dinantikan selama 12 tahun sepertinya akan sirna pada malam itu.
Saat itu, waktu normal sudah hampir habis, segala doa yang saya bisa saya panjatkan supaya tim kesayangan saya ini bisa menyamakan kedudukan. Dan akhirnya pada menit ke 93, tendangan pojok yang dilakukan oleh Luca Modric berhasil di sundul dengan sangat baik oleh Sergio Ramos.. gol.gol.gooolllll.. gempar seisi grup WA Madridista zona FDSI, komen bersautan dari tempat kami masing- masing.. nangis saya. hal yang belum pernah saya lakukan lagi setelah laga final Piala AFF 2010 lalu.
Di extra time, Madrid seperti mendapatkan semangat baru usai gol yang dicetak Sergio Ramos, 3 gol tambahan dari Gareth Bale, Marcelo dan Cristiano Ronaldo. Real Madrid akhirnya menang 4-1.
Kegembiraan yang terpancar dari para pemain saat mengangkat ‘si kuping besar ‘ menggambarkan kebahagian kami para fans Real Madrid. HALA MADRID!.
Dihari yang sama, kejadian yang menggugah jiwa sosial saya terjadi sekitar pukul 11.30 wib. Dipertigaan jalan saat motor saya mau menyebrang naik jembatan layang Kiara Condong, saya dihentikan orang yang berperawakan sedikit kurus, dia menawari saya untuk membeli sekantung beras miliknya. Dia bilang buat menebus istri dan anaknya dibidan. Seketika itu saya menolak secara halus dan berlalu memacu motor saya melewati jembatan Kiara condong yang panjangnya sekitar 850 Meter itu.
Ditengah perjalanan berkecambuk dalam hati saya kasian juga bapak itu, Bagaimana jika kejadian itu menimpa saya pas waktu istri saya melahirkan. Dua sisi saya saling berargumen dalam hati saya, yang satu bilang ‘ biarin saja da nga kenal ini, nanti juga ada yang nolong’. Sisi yang lainnya bilang ‘ini kesempatan kamu buat berbuat baik, Bantu dia mumpung kita ada rizki’
Ketika mau sampai perempatan Jl. Jakarta – Antapani, saya putuskan buat putar balik, saya pacu motor saya supaya masih bisa bertemu dengan si Aa tadi.
Sampailah dipertigaan tadi, ternyata si Aa tadi sudah tidak ada. Saya telusuri jalan bawah jembatan sambil mencari si Aa itu. Akhirnya ketemu juga, Dia sedang ada didalam salah satu toko disambil menawarkan berasnya. Saya tunggu beberapa saat diluar, ternyata berasnya belum laku. Keluarlah dia, kemudian saya panggil, ‘ A, saya beli ya berasnya’, sambil memberikan uang 50 rb, kemudian kami mengobrol sedikit, dia bercerita sudah dua bulan tidak bekerja karena habis masa kontraknya di pabrik tempat dia kerja. Istrinya melahirkan, soudaranya tidak bisa dihubungi. Katanya biaya buat menebus anak dan istrinya 500 rb. Kemudian saya tanya ‘kurang berapa Aa?” “85 ribu”, jawab dia. Karena niat awal saya mau membantu, Kemudian saya beri tambahan 50 rb lagi, Seketika itu dia langsung sujud ingin mencium kaki saya, refleks saya langsung angkat si Aa tadi supaya tidak sujud didepan saya , puja-puji syukur dia langsung panjatkan ke pada Allah. Dia doakan saya, keluarga , istri dan anak saya.. pada akhirnya saya juga mendoakan supaya anak dan istrinya bisa sehat dan Aa-nya bisa bekerja lagi.
Setelah kami berpisah, saya lihat tidak henti hentinya si Aa itu mengadahkan tangannya ke atas bersyukur kepada Allah. Perasaan saya saat itu hampir sama dengan yang dirasakan para pemain Real Madrid. Saya bisa mengalahkan sisi jahat saya dengan mendapatkan ‘Beras Malaikat’
Tidak ada maksud lain, Disini saya hanya ingin berbagi cerita supaya bisa menginspirasi teman2 buat berbagi,
Semoga bermanfaat…