Ketegasan BOPI Mengungkap Dosa PSSI Dan PT Liga
Jakarta, untuk fdsinews.com – Pada Senin 16 Maret 2015, BOPI bertemu dengan PT Liga. Hasilnya, PT Liga diberi waktu selama empat hari sejak Senin (deadline Jumat, 20 Maret) untuk menyelesaikan kelengkapan verifikasi klub peserta ISL 2015. Inilah perkembangan terkini dari kemelut ISL 2015. Jika dalam batas waktu PT Liga tidak mampu menyelesaikan kelengkapan verifikasi, maka dipastikan kick off ISL 2015 pada 4 April 2015 tertunda lagi. Bahkan mungkin tidak bergulir. Karena dari 18 klub peserta ISL, hanya tiga yang mampu melengkapi persyaratan verifikasi.
sebagai klub professional (Persipura, Persib Bandung, Sriwijaya FC). Sementara, sesuai aturan FIFA dan AFC, jumlah peserta liga professional minimal 10 klub professional. Ini artinya, kompetisi liga tidak dapat diputar. Muncul pertanyaan : Kenapa hanya tiga klub yang lolos sebagai klub professional ? Pertanyaan ini penting dijawab, karena kompetisi ISL sudah bergulir sejak tahun 2008 dengan menggunakan regulasi 5 aspek klub professional. Ternyata, dalam perjalanan selama 7 tahun, 5 aspek itu tak dipakai dengan baik dan benar. Verifikasi dilakukan hanya sebatas lipservice. PSSI maupun PT Liga tidak memiliki komitmen yang tegas untuk membuat dan menjadikan kompetisi ISL sebagai sebuah kompetisi professional yang menarik bagi investor dan stakeholder sepakbola, menuju industry sepakbola. Justru dominan Kompetisi digunakan hanya untuk kepentingan tertentu dan kelompok.
Adalah sikap tegas BOPI yang membuka borok tidak profesionalnya PSSI dan PT Liga dalam mengurus ISL selama ini. Dengan penuh wibawa, BOPI menunda Kick off ISL 2015 pada 20 Februari 2015. PT Liga diberi kesempatan melengkapi kelengkapan verifikasi sampai Jumat 20 Maret. Jika tidak terpenuhi, maka ISL 2015 game is over.
Sikap tegas BOPI ini perlu dikawal, walaupun sebenarnya kebijakan BOPI ini sangat kuat didukung UU SKN No 3 Tahun 2005 pasal 87 tentang Pengawasan dan pengendalian olahraga professional. Dengan kewenangan yang diberikan UU SKN itu, penerbitan Izin keramaian dari Polri untuk acara olahraga professional harus mendapatkan rekomendasi dari BOPI. Bagi klub yang nekad menggelar pertandingan professional tanpa ada rekomendasi BOPI akan dikenai sanksi sesuai PP Nomor 16 Tahun 2007 pasal 121 dan 122.
Semula PSSI dan PT Liga anggap remeh dengan BOPI. Sehingga permintaan BOPI untuk proses kelengkapan persyaratan liga professional tak dipenuhi dengan baik dan benar oleh PT Liga dan 18 klub peserta ISL 2015. Bahkan, pasca ditundanya kick off ISL 2015 pada 20 Februari lalu, PSSI dan PT Liga mencoba melawan dengan lantang menuding BOPI intervensi, lalu membenturkan BOPI dengan FIFA, AFC maupun supporter klub, bahkan PSSI ramai-ramai mengadukan BOPI ke Komisi X DPR RI. Seolah-olah BOPI tak berhak mencampuri kompetisi profesional ISL.
Kita patut memberi apresiasi dua jempol kepada BOPI yang berani tegas dan berwibawa. Adapun maksud dan tujuan yang terkandung dari sikap tegas dan berwibawa BOPI itu tak lain untuk memajukan sepakbola Indonesia. Selama ini sudah menjadi rahasia umum bahwa kompetisi ISL hanya dikelola untuk kepentingan orang-orang tertentu dengan melupakan fair play yang merupakan roh dari sepakbola tersebut.
-WW-