Kesuksesan Revolusi PSSI Membutuhkan Sanksi FIFA

Pada 9 May 2015 22:33 WIB

Mungkin di antara anda ada yang bertanya “Mengapa Kesuksesan Revolusi PSSI Membutuhkan Sanksi FIFA?”

Perlu dicatat dan digarisbawahi bahwa tanpa sanksi FIFA, PSSI tidak akan pernah berubah. Kalopun berubah paling hanya kulitnya saja, tapi orang-orangnya tidak berubah. Lihat saja nama-nama La Nyalla MataItil, Hinca Panjaitan, Erwin Dwi Budiawan, Dodi Alek Reza Nordin, Toni Appriliani, Djamal NAziz, Djoko Driyono, masih bercokol kokoh meskipun gerakan revolusi PSSI sukses melengserkan Nurdin Halid. Artinya, hanya kulitnya yang berubah tapi otak dan kaki tangan orang-orangnya Nurdin Halid, Nugraha Besoes, dan Nirwan D Bakrie sama sekali tidak berubah.

Kenapa tidak berubah? Karena saat itu tidak ada sanksi FIFA, sehingga cengkeraman mereka terhadap PSSI masih sangat kokoh. Mereka hanya berganti kulit sementara untuk mengelabui supporter dan pecinta sepakbola.

Kini melalui sanksi FIFA maka revolusi PSSI yang sesungguhnya dengan merobohkan pondasi, menjebol pembatas, dan merubah paradigma PSSI yang baru bisa dijalankan oleh orang-orang baru yang sama sekali tidak pernah terkait dengan konflik PSSI era Nurdin Halid.

Dengan kondisi PSSI yang sudah dibekukan dan dengan terbentuknya Tim Transisi, sesungguhnya Revolusi PSSI secara total sedang dijalankan oleh Menpora Imam Nahrawi.

Jika Menpora-menpora sebelumnya selalu takut dengan ancaman sanksi FIFA yang selalu di koar-koarkan oleh rezim PSSI, Menpora Imam Nahrawi jelas berbeda. Sikap tegas dan berani Imam Nahrawi dapat dibaca diberbagai media baik cetak maupun online:

“Saya kira kita tidak boleh takut dengan siapa pun, jika semua yang dilakukan untuk kepentingan bangsa dan negara. Ayo, kita benahi,”ujarnya kepada sejumlah wartawan di Surabaya.

Sebelumnya, Menpora Imam nahrawi juga telah meminta kepada PSSI untuk merevolusi diri sendiri, sebelum direvolusi oleh rakyat.

“Saya sampaikan kepada PSSI, silakan evaluasi diri sendiri sebelum rakyat melakukan upaya-upaya keras untuk melakukan Revolusi PSSI,”ujar politikus PKB tersebut.

Sayangnya himbauan Menpora Imam Nahrawi selalu dianggap angin lalu oleh PSSI. “Mereka” selalu berteriak Menpora Imam Nahrawi tidak berhak dan tidak berwenang mengatur PSSI. “Mereka” selalu berdalih PSSI adalah milik FIFA, bukan milik Indonsia. Nah, mungkin “mereka” berpikir Menpora Imam Nahrawi tidak akan berbeda dengan menpora-menpora sebelumnya yang ciut nyalinya mendengar ancaman sanksi FIFA.

Kini, sikap berani Menpora Imam Nahrawi mendapat momentum tepat dengan adanya ancaman sanksi dari FIFA. Bagi Menpora Imam Nahrawi ancaman sanksi FIFA adalah kesempatan emas untuk melakukan revolusi total terhadap PSSI. Dan hanya dengan sanksi FIFA, pemerintah melalui Menpora dapat mengambilalih persepakbolaan Indonesia untuk dilakukan revolusi total. Potong generasi gagal yang dihuni nama-nama seperti La Nyalla Matalitti, Hinca Panjaitan, Erwin Dwi Budiawan, Dodi Alek Reza Nordin, Toni Appriliani, Djamal Aziz, Djoko Driyono dan lahirkan generasi baru seperti Ridwan Kamil, Edy Rumpoko, Ricky Yakobi, Rochy Putirai, Bambang Pamungkas dll. Menpora sudah memulai langkah cerdasnya yang ditunjukkan melalui pembentukan Tim Transisi.

Terimakasih Menpora, Selamat Datang Era Baru Sepakbola Indonesia…!

(Slamet Alinoordin – FDSI)

Komentar Pengunjung

Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com