JANGAN HANCURKAN SEPAKBOLA YANG KITA CINTAI
Pengurus PSSI boleh dibekukan. Tapi kompetisi harus tetap digulirkan, supaya kesinambungan sepakbola nasional dan stake holdernya (pemain, pelatih, dll) tetap berjalan. Dapur mereka harus dijamin tetap ngebul.
Menpora bersama BOPI mengundang PT LI dan klub-klub peserta QNB League (d/h ISL) utk bertatap muka dan berkoordinasi mengenai kelanjutan kompetisi pada hari Senin 27 April 2015 jam 16.00 di kantor Menpora. Jika tercapai kesepakatan, maka surat Menpora kepada Kepolisian RI akan segera dicabut.
Buat rekan-rekan suporter, siapa idola anda? Siapa pahlawan anda? Pengurus atau pemain?
Anda ingin menyaksikan pertandingan di lapangan hijau atau konflik antara pengurus dan pemerintah??
Anda sudah melihat betapa bulatnya tekad Menpora untuk menata ulang sepakbola di republik ini. Anda juga sudah menyaksikan betapa hebatnya rezim ilegal saat ini melakukan perlawanan dan mencari dukungan kesana kemari.
Sering dikatakan sepakbola adalah tontonan rakyat. Hiburan bagi siapa saja.
Saatnya anda memilih, apakah kompetisi tetap digelar supaya klub anda bisa berlaga, atau membabi buta mendukung rezim ilegal yang sedang menguji kekuatan kartelnya melawan pemerintah (baca: Menpora).
Pengurus (manajemen) klub anda kemungkinan besar takut kepada rezim ilegal PSSI saat ini dan memilih tak memenuhi undangan Menpora. Itu bukti bahwa mereka adalah kartel kepentingan berbaju sepakbola. Memilih kompetisi bubar demi hasrat menduskreditkan Menpora.
Tapi setakut-takutnya manajemen klub kepada rezim ilegal, mereka masih lebih takut kepada suporternya. Jika suporter mendesak manajemen untuk tunduk kepada pemerintah dan mengikuti kebijajan Menpora, niscaya mereka memilih berpihak kepada suporternya.
Apa adil jika semua diajak mati berjamaah demi membela rezim atau manajemen? Yang kita butuhkan adalah tontonan dan hiburan, bukan konflik berkepanjangan.
Saatnya memakai akal sehat anda. Terus nekat berujung kiamat, atau kompromi biar semua happy
LSM SEMPRIT
Sepakbola Menuju Prestasi Tertinggi