Butuh Strategi Baru Coach Indra ?
Oleh: Alaqraf
Timnas indonesia u-19 sudah tak asing lagi dengan strategi 4-3-3 possesion footballnya. Formasi yang mengantarkan indonesia memenangi piala AFF U-19 di sidoarjo tahun lalu.dengan dimotori Evan dimas, Hargianto , dan Zulfiandi timnas indonesia u-19 berhasil mengembalkan asa publik pecinta bola di Indonesia ikut berpartisipasi di piala dunia walaupun hanya di kelompok umur -19.
Tapi apakah saat ini formasi tersebut cukup ampuh lagi ? Seperti Barcelona pada musim ini, akhir-akhir ini permainan Indonesia U-19 sudah mulai dapat dibaca. Saat melawan Myanmar misalnya, indonesia begitu kesulitan untuk memainkan possession footballnya karena pressing-pressing ketat dari pemain Myanmar. Dan tuan rumah AFC Cup u-19 itu pun berhasil mendikte permainan indonesia sehingga para pemain timnas u-19 terpancing bermain keras dan menjurus kasar.
Dan disinilah harusnya Indonesia memulai untuk mencari sebuah strategi plan B untuk mengatasi lack of strategy ketika permainan Indonesia didikte lawan. Di sini saya menyarankan formasi 4 – 2 – 3 – 1 dengan 1 striker murni. Striker murni disini adalah tipe striker yang memiliki kemampuan duel yang tinggi, kemampuan heading yang bagus dan naluri mencetak gol yang ciamik. Dan timnas Indonesia U-19 sendiri sudah memiliki beberapa tipe striker murni, yaitu Martinus dan Dimas Drajat.
Kenapa bukan Muchlis Hadining ? Karena Muchlis adalah tipe-tipe striker berstrategi false nine ala Barcelona. Lihatlah goal-goalnya saat di AFF lalu, ia mencetak goal – goal dari track back kedua penyerang sayap indonesia, dan sedikit sekali mencetak gol melalui sundulan kepala walaupun akselerasi dan kemampuan set piecenya bagus.
Kembali ke pembahasan, kenapa 4-2-3-1, karena jika mengalami pressing-pressing ketat, strategi ini tidak akan terlalu membuat permainan Indonesia jalan ditempat. Sekiranya kalau strategi yang di gunakan tepat, pasti akan banyak kreasi – kreasi yang dilakukan, dari ketiga gelandang di tengah bisa di wall pass ke kedua sisi sayap untuk mennyilang ke kotak pinalti, di sinilah kemampuan seorang striker murni digunakan.
Lalu ketika menghadapi musuh bermental menyerang, tidak akan kesulitan menembus formasi ini dari tengah karena paling tidak ada 2 gelandang yang berada di sekitar daerah lingkaran tengah lapangan, dan lagi – lagi jika strategi ini berhasil ravi murdianto pun bisa untuk bersantai di bawah mistar gawan.
Untuk starting XI posisi striker bisa di isi Dimas Drajat ataupun Martinus yang memiliki speed dan naluri mencetak gol yang baik. Mungkin kita ingat saat gawang Ravi di bobol 2 kali oleh Martinus dengan gol yang di bilang menggunakan skill dari dia. Di posisi sayap pemain tidak akan berubah yaitu Ilhamudin dan Maldini.
Di trio gelandang di lini tengah posisi akan baik jika disi Evan Dimas, Hargianto dan Paolo Sitanggang. Kenapa bukan Zulfiandi ? Karena peran Zulfiandi disini akan di gantikan Paolo yang memiliki visi wall pass yang bagus sehingga bisa membuat para pemain sayap timnas dimanjakan dengan umpan yang pas.
Di lini belakang dan posisi kiper tidak ada perubahan, walaupun sering terjadi blunder itu hanyalah kesalahan dalam diri mereka saja. Jika masih ada beberapa ujicoba melawan tim lokal maupun luar, alternatif startegi ini layak untuk dicoba. Mumpung masih ada waktu untuk penyesuaian strategi baru.