BOPI Tidak Goyah Terhadap Tekanan-Tekanan Dari manapun. Konsisten dan Komitmen Mengawal Sepakbola Profesional Terwujud
Jakarta, fdsinews.com – Ketua Umum BOPI Mayjen.TNI.Purn.Noor Aman, kembali menegaskan sikap tegasnya sebagai Badan Olahraga Profesional yang mandiri dan bebas dari tekanan apapun, bahkan tekanan dari lembaga politik. BOPI kata Noor Aman, bekerja sesuai aturan dan bersikap profesional. Sikap tegas itu disampaikan BOPI pada konperensi pers di media center Kemenpora, Jumat sore 27 Maret 2015.
Hasil pertemuan (RDP) BOPI dengan DPR, PSSI, PT Liga, sedikitpun tidak mempengaruhi komitmen BOPI dalam melakukan verifikasi klub-klub peserta ISL 2015. BOPI tetap berada di jalur Regulasi yang sudah baku, dan berada di jalur roh olahraga profesional, yakni Sportifitas serta Fair Play, demi terjaminya hak dan peluang yang sama bagi setiap peserta kompetisi. BOPI tidak mau terjerumus kepada pelanggaran regulasi, seperti yang dilakukan KONI melalui suratnya merekomendasikan kompetisi ISL 2015 padahal bukan wewenangnya.
Adanya tekanan yang kuat kepada BOPI pada pertemuan RDP dengan DPR, PSSI dan PT Liga, pada 25/26 Maret 2015, agar 7 klub peserta ISL 2015 yang tak lolos verifikasi diampuni, BOPI tegas menyatakan tetap menunggu 7 klub tersebut untuk memenuhi semua syarat verifikasi. Jika sampai batas waktu (sebelum 4 April) tak memenuhi, maka BOPI akan tegas tidak akan mengeluarkan surat Rekomendasi digelarnya ISL 2015.
Jika PSSI maupun PT Liga tetap memaksakan melakukan kick off ISL 2015 pada 4 April dengan mengesampingkan BOPI, maka dipastikan dinamika selama musim kompetisi tidak akan memenuhi semangat sportifitas dan fair play. Karena semangat fair play 11 klub yang lolos verifikasi tentu akan berbeda dengan semangat fair play 7 klub yang tak lolos verifikasi. Lebih ironis pula, jika di akhir Kompetisi klub yang tidak lolos verifikasi justru tampil sebagai juara ISL 2015 atau runner up.
Mengapa dalam olahraga profesional semangat sportifitas dan fair play menjadi harga mati ? Ini karena setiap klub memiliki filosofi yang berbeda dalam mengukur kesiapannya secara teknis dan financial, namun berpikiran yang sama bahwa terjaminnya hak dan peluang yang sama dalam berkompetisi. Itulah filosofinya. Maka ketika klub melihat aturan yang sifatnya non-teknis merubah semangat berkompetisi yang fair play, maka sangatlah rasional apabila dalam perjalanannya musim kompetisi itu penuh dengan cara-cara non-teknis, seperti pengaturan skor, sepakbola gajah, match fixing, dan hal-hal lainnya, yang diharamkan dalam olahraga profesional.
Untuk itulah BOPI sebagai pengawal olahraga profesioonal dan memverifikasi terlaksananya ivent-ivent olahraga professional di tanah air, haruslah bersikap professional dalam menjalankan tugasnya, bertindak mandiri, tidak takut pada tekanan-tekanan dari pihak manapun, selain tekanan dari regulasi itu sendiri. BravoBOPI.
WW