BOPI Jangan Terjerumus Mengikuti PSSI Keluar Dari Jalur Regulasi Dan Sportifitas Fair Play
Jakarta, fdsinews.com – Pernyataan Ketua Umum BOPI Noor Aman, bahwa hasil pertemuan BOPI dengan DPR, PSSI, PT Liga, selama 2 hari (sejak Rabu,Kamis 25/26 Maret 2015)) tidak mengikat, hanya sebagai masukan. Sikap tegas BOPI ini patut diacungi dua jempol, karena dalam hal memberi atau menolak rekomendasi terhadap sebuah ivent olahraga profesional, BOPI bersikap mandiri tanpa tekanan dari manapun, apalagi dari tindakan lobi-lobi politik.
Dalam event olahraga prfesional, nilai-nilai sportifitas dan fair play adalah roh utama. Kompetisi profesional mempunyai regulasi yang jelas dan baku, demi terjaminnya hak dan peluang yang sama bagi setiap peserta kompetisi. Setiap peserta kompetisi wajib mematuhi dan mengikuti regulasi tersebut. Itulah sebabnya Sportifitas dan fair play menjadi mantra dalam dunia olahraga. Menjadi wajar diskriminasi, match fixing, sepakbola gajah, pengaturan skor sangat dikutuk di olahraga.
Adanya tekanan yang sangat kuat kepada BOPI dalam pertemuan dengan DPR,PSSI,PT Liga, agar 7 klub yang belum memenuhi persyaratan administrasi klub profesional dapat diampuni sehingga ISL 2015 dapat kick off pada 4 April 2015 dengan diikuti 18 klub. Jika tekanan ini disetujui maka sikap BOPI menjadi sama dengan sikap PSSI maupun PT Liga yang tidak perduli dengan prinsip utama olahraga profesional yakni Sportifitas dan Fair Play, dan keluar dari jalur regulasi. Dampak lainnya, prinsip terjaminnya hak dan peluang yang sama bagi setiap peserta menjadi hilang. Artinya, posisi hukum bagi klub yang lolos dengan klub yang tidak lolos menjadi sama dimata regulasi. Mestinya berbeda. Yang lolos ikut ISL 2015, yang tidak lolos ditempatkan di Liga Amatir.
Mengapa PSSI dan PT Liga ngotot keluar dari prinsip Sportifitas dan Fair Play ? Seperti diketahui, PSSI dan PT Liga berupaya dengan segala cara di luar regulasi agar kick off ISL 2015 terlaksana pada 4 April 2015 dengan format 18 klub yang telah mereka seleksi. Pada kenyataannya, sampai kini hanya 11 klub yang lolos verifikasi. Sedangkan 7 klub lainnya tidak lolos. Dengan fakta hukum ini, jika pun ISL digelar diikuti 11 klub peserta.
Lalu, apa dan siapa 7 klub yang tak lolos ini bagi PSSI sehingga menjadi penting untuk diperjuangkan dengan segala cara. Rumors yang berkembang, dari 7 klub yang tak lolos, terdapat beberapa klub milik petinggi-petinggi. Sehingga sulit untuk tidak dilibatkan. Adapun 7 klub yang tak lolos sebagai berikut : Persela Lamongan, Mitra Kukar, Gresik United, Perseru Serui, Pelita Bandung Raya, Arema Cromus, Persebaya (La Nyala) Surabaya.
Dengan fakta hukum hasil verifikasi BOPI, dan juga sesuai regulasi, ke-7 klub yang tak lolos ini haruslah ditempatkan di kompetisi Liga Amatir. Selanjutnya PT Liga melakukan seleksi klub-klub Divisi Utama untuk mengambil 7 klub agar ISL 2015 tetap pesertanya 18 Klub. Tentu saja harus melewati verifikasi BOPI. Maukah PT Liga melakukan hal ini ? Mestinya harus mau karena inilah solusi yang memenuhi jalur Sportifitas dan Fair Play.
WW