Rilis AK – 37 (Anak Muda untuk Revolusi PSSI)

Pada 18 September 2016 22:21 WIB

fdsinews.com, Komite Banding seperti Komite Pemilihan Tidak Transparan.Indikator Lolos dan Tidaknya Sangat Subjektif. Ini cermin Kongres tidak akan berjalan secara Demokratis yang melanggengkan Rezim. Mengingkari Nawacita Jokowi

Menjelang pengumuman Komite banding terhadap permohonan banding kelompok AK-37 tercium bau yang tidak sedap : kami anak muda tidak akan ada yang diloloskan. Padahal semua syarat terpenuhi. Beberapa bukti tidak transparansi proses banding yaitu : Pertama, komite banding tidak serius bekerja : tidak ada undangan untuk menghadiri sidang banding untuk kami. Kedua, partisipasi telah dibunuh dalam proses banding. dari kami sudah ada yang menunggu di kantor KOI, namun setelah menunggu beberapa jam disuruh pulang dan hanya akan diberitahu hasilnya nanti. Ketiga, setengah hati dalam verifikasi. beberapa klub tempat kami aktif beraktifitas di lingkungan sepakbola telah dikonfirmasi melalui telepon. Terapi proses ini dicurigai hanya formalitas tidak menjadi nilai sebagai bahan untuk lolos atau tidaknya bakal calon.

Dari beberapa catatan tersebut, Apung Widadi, Pendiri Save Our Soccer yang berhasil mendorong pemberantasan Korupsi dan Matchfixing di Sepakbola. Berhasil mendorong Pemerintah agar klub tidak memakai APBD sehingga menjadi klun profesional agar siap dalam era baru Industri Sepakbola. Gerakan integriti sepakbola ini untuk menjamin industri sepakbola berjalan tanpa korupsi, matchfixing dan fairplay. Apung, menilai ” Bahwa sangat disayangkan Komite Banding tidak transparan dan akuntabel dalam bekerja, tidak ada pembelajaran demokrasi dalam kongres PSSI : transparansi, partisipasi, dan akuntabilitas tidak dijunjung tinggi. Akan tetapi subjektifitas dan politik perkoncoan dominan. Yang lebih parah, generasi muda yang pro perubahan telah dihambat dalam proses partisipasi memperbaiki sistem sepakbola kita, untuk menjadikan Sepakbola kita lebih berprestasi. Perlu dicatat : Membangun Prestasi Sepakbola harus bersama sama dari semua stakeholder, kalo yang mengelola itu itu aja ya prestasinya akan segitu segitu aja”.

Terpisah, Arif Putro Wicaksono CEO Nine Sport yang sudah terbukti lama terlibat dalam aktifitas mendorong prestasi sepakbola dari sisi Industri.*Nine Sport telah bekerjasama berulang kali dengan PSSI untuk menggelar Training Camp Timnas U19, U23, Senior di Eropa*. Yaitu kerjasama dengan Atletico Madrid, Real Madrid, Valencia, FCBarcelona, As Roma, Lazio, Cagliary, Timnas Cuba dan Andorra.

Arif menyayangkan proses di Komite Banding : “Sejak mengajukan surat banding, hingga sekarang tidak ada undangan dan konfirmasi data. Proses yang tidak transparansi ini sungguh disayangkan. Upaya memperbaiki tatakelola dari sisi industri pun sudah dipotong sejak awal melalui proses administrasi yang tidak subtansial”
Dilain tempat, salah satu Bakal calon Exco yang sangat heran dengan proses ini adalah Rhendie Arindra, mantan Direktur Persikabo Bogor ini juga tidak lolos karena alasan yang tidak jelas. Dalam proses banding juga tidak ada konfirmasi ” saya heran, saya aktif sejak lama di klub kok dianggap tidak memenuhi syarat lolos. Komite banding juga sama tertutupnya dengan Komite Pemilihan. Data saya lengkap, tapi tidak pernah ada pemberitahuan atau dikonfirmasi”
Kalaupun mereka menganggap ini bukan untuk konsumsi publik, minimal mereka hubungi saya langsung mengenai apa penyebab ketidaklolosan saya, karena di surat pendaftaran tercantum jelas nomor telp dan email pribadi saya.”

Richard Ahmad, Aktivis Sepakbola yang Memimpi kelompok The Jak suporter dengan jumlah jutaan suporter juga mengkritisi Komite Banding ” Terkait kongres luar biasa PSSI yg akan digelar oktober mendatang adalah proses demokrasi untuk kemajuan sepak bola indonesia, akan tetapi para perwakilan tokoh tokoh yang sudah ditunjuk dalam proses KLB yaitu KP maupun KB tidak menunjukan itikad baik dalam proses pendaftaran serta verifikasi maupun banding tidak dalam mencerminta niatan untuk memperbaiki sepak bola kita.

Kami menyayangkan proses KP dan KB yg tidak transparan serta menunjukan tebang pilih dalam menjalankan tugasnya, ada kesan tidak ingin di evaluasi maupun menerima kritik. Kalau prosesnya sudah begini apa jadinya nanti dalam proses pemilihan dan pas kongres ?? Pastinya akan banyak pertanyaan besar d masyarakat sepak bola ”

Sebelum pengumuman Komite Banding ini, jelas kami dari kelompok AK-37 dengan unsur latarbelakang berbeda dan saling melengkapi : Pimpinan Klub, Promotor, Pengelola Suporter dan NGO berkeyakinan harusnya semua lolos karena telah memenuhi persyaratan yang ada yaitu semua aktif dalam aktivitas sepakbola dengan bukti dukungan dari klub yang sah.

Jika lolos kami yakin itu sebagai keniscayaan proses. Jika tidak, publik akan menilai bahwa ternyata KP dan KB tidak transparan. Ini menegaskan, susahnya mendorong proses demokrasi di Kongres PSSI. Berpartisipasi saja dihalangi. Sejarah akan mencatat, jika nanti prestasi sepakbola kita tidak membaik itu karena dikelola oleh rezim yang tidak transparan dan akuntabel. Yang mengganggap sepakbola hanya milik sendiri, bukan rakyat Indonesia. Biarlah semangat kami anak muda menular ke seluruh nusantara, kami menjadi martir kebangkitan anak muda mendorong revolusi sepakbola dari segala bidang. AK-37

Komentar Pengunjung

Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com