Partoba: Klarifikasi Kejadian Paska Acara ILC TV One

Pada 2 March 2016 13:15 WIB

fdsinews.com – Seperti yang di ungkapkan Partoba Pangaribuan dalam akun facebook miliknya, beliau membuat press release kronologi ‘pengeroyokan’ oleh oknum supporter yang terjadi setelah acara ILC TvOne. berikut isinya :

Kronologi:
Sekitar 18.45 saya tiba di Hotel Borobudur seorang diri untuk menghadiri acara ILC Bung Karni Ilyas atas undangan TV One melalui rekomendasi Pak Gatot Sulistiantoro Dewa Broto untuk mewakili teman-teman Forum Diskusi Suporter Indonesia (FDSI) sebagai narasumber.

Sekitar 18.45-19.00
Makan malam dan minum teh di lobby Flores Ballroom sambil registrasi di meja receptionis

19.15
Para peserta diskusi masuk ke dalam ballroom sambil diatur oleh crew TV One. Saya diarahkan duduk di suatu meja yang memang sudah ada tulisan nama saya. Begitu duduk, saya langsung disapa oleh seseorang yang duduk di sebelah kanan saya, dengan sangat ramah oleh seorang Bapak berparas tioghoa. Di sebelah kanan beliau duduk assiten Bung Karni Ilyas mirip Artis Comedy om Indro Warkop. Saya sempat guyon dengan beliau. “Om, sampean mirip Om Indro yah?”. Kami tertawa kecil….”Indro yang mirip saya, balas beliau dengan senyuman”

19.30
Acara dimulai. Beberapa narasumber utama yang duduk di meja setengah lingkaran silih berganti memberikan pandangan dan tanggapan. Dan beberapa kali pula break off air saat iklan komersial.

Sekitar 22.30
Di saat break off terakhir, saya ke toilet. Di dalam toilet saya bertemu lagi dengan Bung Karni Ilyas dan bapak yg berparas tionghoa tadi. Belakang setelah saya ketahui namanya Pak Chandra (Info dari hangga crew TV One) dan ternyata beliau adalah Lawyer ‘home’ di acara tersebut. Setelah kelar buang air kecil, saya dicegat seseorang menggunakan jaket (kalau tidak salah berwarna abu-abu) dan menyapa saya.

“Eh, Partoba yah?. Suporter mana lu?” tanya dia.
Saya jawab : “Suporter Timnas”

“Lu kenal gue gak?. Lo tuh suporter baru, Awas lo nanti ngomong macem2 yah” tegas dia sambil memegang agak menarik lengan baju kanan saya.

Saya langsung berjalan agak cepat kembali ke ruang ball room yang berjarak kurang lebih 30m dari toilet. Saya langsung menuju meja tempat duduk Cak Andie Peci, dan sampaikan kepada dia kejadian di toilet tadi.

Cak andi cuma menjawab, “Wis tenang aja, ora opo2. Nanti tak omongi ke dia”. Beberapa menit kemudian, Cak Andi saya lihat sedang ngobrol dengan dia di area entrance studio Entah apa yg mereka bicarakan.

Lalu saya kembali duduk ke tempat semula. Dan Pak Chandra yg duduk di sebelah kanan saya mereview kejadian di toilet.

“Saya dengar tadi kamu diancam yah di toilet?” tanya Pak Chandra.
“Ah, saya tidak merasa diancam, kalau cuma omongan seperti itu sudah biasa saya terima, saya tidak anggap itu ancaman pak.” jawab saya.

Lalu Pak Chandra minta ke saya “Kalau kamu merasa terancam, kita lapor security”
Saya jawab: “Gak usah pak. saya tidak punya masalah apa2 kok”
Pak Chandra: “Loh, saya dengar loh tadi di toilet, itu ancaman. Nanti saya minta Security kawal kamu”

22.45
Tidak lama acara kembali dimulai oleh Bung Karni. Setelah bung Ian Situmorang dan saudara saya Aristo Pangaribuan memberikan pandangan, Bung Karni memberikan giliran bicara kepada saya.

Saya sempat ditunjuk oleh pak Adiaksa Dault sambil bernada marah dan meminta saya mencabut kata2 ‪#‎SuntikMatiPSSI‬. Lalu saya menarik omongan dan memohon maaf, setelah sebelum nya juga saya sudah 2 kali memohon maaf kepada para senior dengan kalimat:

“Mohon maaf kepada para senior, jika ada omongan saya yang salah mohon diingatkan”

Lalu saya menyampaikan kembali pandangan saya, tapi crew TV One juga Bung Karni sudah ngasih ‘kode’ agar menyudahi pembicaraan saya. Padahal saya masih merasa banyak yang harus saya sampaikan tentang catatan buruknya prestasi timnas dan status kasasi PSSI vs FDSI di MA.

Sekitar pukul 23. lebih acara usai.
Saya keluar ballroom bersama Pak Gatot dan Ibu istri pak Gatot dengan niat memenuhi janji beberapa wartawan yang meminta saya untuk diwawancarai off air. Kami mengisi absen di meja resepsionis.

Setelah isi absen, beberapa orang suporter menggunakan jersey merah nyamperi saya dan menempel badan hingga merapat ke pintu ballroom.

Saya dihujani banyak pertanyaan dengan nada keras, dan bingung harus jawab yang mana. Pertanyan dan pernyataan yang terngiang di kuping saya adalah : “Kenapa lo ngomong gitu tadi? Lo maunya apa? Lo kan suporter baru!”

Ada yang menarik tangan kiri saya dan ada yang menarik tangan kanan saya. Ada yang menarik baju saya. Topi yang saya kenakan hampir ditarik dan saya tahan. Ada yang mencoba melayangkan pukulan tapi mendarat di tubuh Ibu Gatot yang memeluk dan mencoba melindungi saya.

Pak Gatot ikut mengcover dan melawan desakan kerumunan suporter yang berusaha menarik saya. Jumlah mereka sekitar 15-20 orang. Security langsung menarik saya kembali ke dalam ballroom dan melindungi saya di dalam ruangan. dan saat bersamaan security hotel mengusir keluar para suporter tersebut.

Saya, Pak gatot dan Ibu dikawal 7 orang keluar dari ballroom. 2 Crew TV One, 2 security hotel berpakaian safari hitam, 2 orang berbadan tegap berpakaian preman, nampaknya polisi. Dan 1 orang baik yang selalu menemani saya sejak duduk satu meja. Si bapak berparas tionghoa tadi. Pak Chandra, menemani saya hingga masuk ke dalam mobil. (Terimakasih banyak atas pak Chandra)

Di lobby hotel juga sudah stand by sekitar 3 orang security menyambut untuk mengkawal saya hingga masuk ke dalam mobil pak Gatot.

Sekitar pukkul 23.55
Kami meluncur dari area drop off.

Demikian klarifikasi ini saya sampaikan. Semoga di kemudian hari tidak terjadi lagi intimidasi model seperti ini kepada orang yang kritis membangun sepakbola negeri ini.

Terimakasih kepada seluruh pihak yang peduli atas kejadian tadi malam. Dan terimakasih banyak juga kepada para netizen yang masih konsisten menyuarakan perubahan di republik ini.

‪#‎SalamRevolusi‬

Komentar Pengunjung

Facebook Auto Publish Powered By : XYZScripts.com